Occopsy Wall Street, Bagian dari Keruntuhan Kapitalisme Amerika



Kapitalisme merupakan sebuah sistem ekonomi tertua yang sampai sekarang masih bertahan dan dianut oleh beberapa negara di dunia. Sistem yang dicetuskan oleh Adam Smith percaya bahwasanya kesejahteraan masyarakat bisa tercapai jika mereka melakukan akumulasi “capital” dengan cara menginvestasikan sebagian pendapatan yang mereka hasilkan. Investasi bisa berupa pembelian mesin ataupun peralatan produksi lainnya.

Capital yang dimaksud oleh Adam Smith adalah sebuah asset yang memiliki nilai tambah selain nilai intrinsic dari barang itu sendiri. Smith menganalogikan capital itu layaknya seekor sapi perah. Selain ia memiliki susu yang sangat bergizi, hewan ini juga bisa digunakan sebagai pembajak sawah, memiliki daging yang baik jika disembelih, serta bermacam kegunaan lainnya.


Seperti halnya Smith, Hernando De Soto dalam bukunya “Mysteri of Capitalism” mengatakan bahwasanya kesalahan yang dilakukan oleh kaum komunis dan sosialis adalah mereka tidak memperhatikan sertifikat tanah yang dimiliki oleh rakyatnya karena semua asset dimiliki oleh negara. Alhasil sistem kapitalis lah yang lebih bisa bertahan dari berbagai guncangan ekonomi karena mereka mengakui hak tanah tersebut. Sehingga tanah bukan hanya sekedar sebuha lahan yang bisa dibangun diatasnya, ataupun lahan yang bisa digarap dan menghasilkan hasil panen ketika musim panen tiba, tetapi tanah juga bisa dijaminkan kepada bank atas pembiayaan yang diajukan oleh pemiliknya. Sehingga dengan modal yang diberikan oleh bank bisa membantu nasabah untuk bisa berinvestasi dan berusaha membuat suatu menghasilkan sebuah produk yang lebih berharga dan memiliki nilai jual yang lebih baik dengan jumlah yang besar pula dan bisa mensejahterakan masyarakat secara bersamaan.

Saat ini banyak negara yang menganut sistem kapitalisme –meskipun bukanlah sebuah sistem kapitalisme yang murni- di dunia. Negara yang memiliki pengaruh dan dedengkot dari sistem ini adalah Amerik Serikat. Hal ini ditandai dengan keberadaan Wall Street sebagai bursa saham terbesar di dunia yang berpengaruh terhadap bursa saham di negara lain. Dengan kata lain, jika terjadi shock di Wall Street maka bursa saham di seluruh negara akan cenderung terpengaruh oleh shock tersebut dikarenakan banyaknya dollar Amerika yang di gunakan oleh negara-negara di dunia sebagai alat tukar maupun investasi pada pasar modal maupun pasar uang dunia.

Akan tetapi, negara yang dipercaya sebagai basis sistem kapitalis dan super power dunia ini akhir-akhir ini mengalami guncangan perekonomian yang berat. Bermula pada tahun 2008, krisis ekonomi yang dialami Amerika memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomia dunia dan berakhir dengan krisisi ekonomi global. Bangkrutnya perusahaan sekuritas Lehman Brothers dan rivalnya Maryl Linch memaksa kedua perusahaan raksasa tersebut untuk merumahkan (PHK) 1.500 karyawannya (5% dari total karyawan perusahaan yang tersebar di beberapa negara). PHK karyawan juga dilakukan oleh Ford Motor dan Gannet Co. sehingga pengangguran Amerika pada saat itu naik sebesar 5,5 – 6 persen. Untuk menyelamatkan perusahaan lain yang disebabkan oleh bangkrutnya dua perusahaan sekuritas raksasa ini, pemerintah mem-bail out dengan total anggaran sebesar US$ 700 M.

Guncangan perekonomian Amerika juga disebabkan oleh sebuah keresahan yang disebabkan oleh subprime mortgage. Prime Mortgage adalah sebuah kredit property berupa perumahan rakyat yang mana bukti kepemilikannya bisa digunakan untuk menjadi jaminan di bank. Pada awalnya pembiayaan ini diberikan kepada mereka yang memiliki catatan baik dalam pelunasan kredit perbankan, memiliki potensi baik untuk membayar dan sedikit kemungkinan untuk gagal bayar.

Namun, pada awal tahun 2004, pembiyaan ini tidak hanya diberikan kepada masyarakat yang memiliki criteria diatas. Pembiayaan KPR diberikan juga kepada masyarakat yang memiliki penghasilan menengah kebawah. Alhasil pada tahun 2004 sampai tahun 2007 permintaan pembiayaan KPR ini mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Namun, ditengah jalan, banyak nasabah yang default –gagal bayar- sehingga menambah tekanan yang diderita perekonomian Amerika Serikat. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Padahal sistem ini adalah sistem yang diyakini terbaik dan anut oleh mayoritas negara dunia.

Sebenarnya permasalahan ini merupakan permasalah klasik yang kerap sekali terjadi secara berkesinambungan yang akan membawa kepada ledakan krisis ekonomi yang lebih besar. Hal ini bisa terjadi karena pada hakikatnya kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang memuat letupan-letupan ekonomi kecil yang akan diakumulasikan menjadi letupan besar yang biasa kita sebut dengan bubble economics.

Sebab, jika kita amati, ideology (dasar) dari perekonomian kapitalisme yang dicetuskan oleh Smith adalah eksploitasi alam dan buruh kerja. Mereka memanfaatkan buruh dengan memberikan imbalan yang tidak sesuai nilai dengan kinerja atau produk yang dihasilkan oleh para buruh tersebut dengan dalih untuk meminimalisir biaya dan maksimalisasi keuntungan. Sedangkan kelebihan dari nilai yang sudah dikurangi upah buruh tersebut bisa diinvestasikan kembali sebagai tambahan modal. Investasi ini bisa berupa pembelian kebutuhan dasar produksi maupun alat produksi sebagai pendukungnya.

Akan tetapi, di lain sisi buruh hanya memiliki sedikit pendapatan yang hanya cukup untuk menyambung hidup sehari-hari tanpa bisa menikmati kelebihan dari hasil keringatnya. Alhasil terjadilah krisis capital dan berkurangnya laba perusahaan –dikarenakan lemahnya daya beli yang dimiliki oleh masyarakat karena minimnya pendapatan yang dimiliki- yang menyebabkan tersepusatnya capital pada orang-orang yang memiliki modal lebih besar.

Karena capital dikuasai oleh segelintir orang tertentu, maka perusahaan pun akan mulai gulung tikar dari persaingan pasar yang besar. Oleh karenanya, pengangguran akan bertambah dan kaum proletar (kaum yang memiliki pendapaan rendah –kaum menengah ke bawah) akan semakin bertambah banyak dan tersiksa karena tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jika keadaan sudah sedemikian rupa, maka jelas lah masyarakat prolentar akan bersuara dan berteriak. Mereka akan bersatu membuat gerakan “revolusi social” seperti yang pendudukan burasa saham Amerika (Occupcy Wall Street) yang sedang terjadi saat ini di Amerika dan Inggris. Mereka menolak sistem kapitalisme yang selama ini dianut oleh pemerintahan negara tersebut.

Kritikan Marx terhadap sistem kapitalisme berkorelasi dengan sistem yang dimiliki Islam. Islam sangat melaknat perbuatan dzolim, apalagi terhadap buruh atupun orang-orang beriman. Hadits mengatakan bahwasanya seorang muslim hendaknya membayarkan upah pekerja sebelum peluh si pekerja hilang dari tubuhnya. Artinya, Islam sangat menghargai tenaga kerja. Kedzoliman yang terjadi di Amerika khususnya dan negara-negara kapitalisme pada umumnya adalah karena mereka terlalu mengagung-agungkan akumulasi capital tanpa memperhatikan kebutuhan riil sehari-hari yang harus dipenuhii seorang pekerja untuk menafkahi keluarga dan dirinya sendiri.

Sesungguhnya dengan memberikan sedikit kelonggaran dan kepercayaan, maka kaum buruh tidak akan menuntut lebih banyak lagi dari haknya asalkan seorang majikan juga memahami kebutuhan kaum buruh. Sehingga kaum prolentar tidak akan merasa dianiaya dan masih bisa mengkonsumsi kebutuhan secara wajar dan bisa dipertanggungjawabkan. 

0 komentar: (+add yours?)

Post a Comment

rizalrazib. Powered by Blogger.