Kunci hidup; Merenung, Tertawa, Menangis, Tersenyum, Berharapan

Hidup adalah sebuah anugerah Sang Pencipta dengan begitu banyak tabir misteri yang di yang telah diskenariokan. Bukan seorang penulis naskah novel atau pujangga cinta yang mengarangnya. Namun Yang Maha Kuasa lah menorehkannya untuk setiap umat manusia agar dia berjalan menyingkap tabir dan hakikat penciptaannya. Melalui hari-hari indah penuh tawa, juga masa-masa kelam gundah gulana. Menapaki jalan lurus yang menyenangkan, serta cobaan kehidupan yang selalu menghalang.

Manusia dilahirkan, bukan untuk sekedar bersenang-senang, berfoya-foya, ataupun bergembira ria.Ia dilahirkan untuk menjalani rintangan yang berat, membakar jiwa, meneteskan air mata, serta merasa tak berguna saat kalah di medan laga. Bukan medan peperangan bersenjata, bukan juga panggung sandiwara, melainkan sebuah kawah Candradimuka. Kemarin kita tertawa, semalam kita bercanda, tapi sekarang kita terpana mendapati masalah yang membuat diri kehilangan arah. 

Misteri hidup bukanlah tajuk yang selalu berakhir sempurna bagai kisah Rama dan Sinta atau roman picisan Adam dan Hawa. Hidup adalah perjuangan panjang.  Hidup bukan juga sebuah logika mal atematika, yang satu ditambah satu sama dengan dua. Hidup merupakan kausalitas, ada sebab, berakhir dengan akibat, pendosa, mengarah pada laknat. Itulah aturan Alloh, Sang Rabb Izzati yang disampaikan malaikat dalam kita suci, dan di syiarkan oleh Muhammad sebagai penuntun umat ini. 

Berapa dari manusia yang menggunakan waktu dengan sia-sia, melewatkan kesempatan hidup dengan foya-foya dan aktivitas tak berharga? Lantas apa yang bisa dilakukan ketika masalah mulai menjepit? Saat mereka kehilangan tujuan hingga merasakan kehampaan menerpa? 

Masalah adalah fitrah, ditakdirkan untuk menjadi teman yang menemani hari-hari indah di dunia yang fana. Saat masalah menjepit, hati merasa sempit, maka renungkanlah. Sisakan sedikit waktumu untuk merenung. Apa yang sudah aku perbuat, mengapa aku berbuat, mengapa masalah begitu senang bersahabat dengan kehidupan indahku. Jujurlah kepada dirimu sendiri, karena hanya engkau dan Tuhanmu yang tahu isi hatimu. Disat itulah jawaban akan muncul. Jeritan hati nurani, jeritan seorang sosok manusia sejati yang tak pernah terkontaminasi racun kedengkian dan iri hati.

Saat jawaban mengerucut, maka tertawalah. Tertawai dirimu sendiri, kenapa hal bodoh bisa terjadi, mengapa keindahan yang dirasakan bisa berujung pada kebuntuan masalah yang menghimpit. Suatu hal tidak akan pernah terjadi dengan sendirinya yang tanpa sebab bukan. Bukan kah jelas hukum kausalitas berlaku di dunia ini. Ketika kau tertawa, adakah orang lain yang menangis dibelakangmu. Adakah orang yang tersakiti karena perbuatan yang kau tertawakan. Jika ada, maka siapa? Mengapa dia harus menangis karena hal konyol yang kau lakukan. Tidakkah lebih baik jika engkau meminta maaf dan membuatnya senang dengan berbagi, dan saling memberi? Tanpa ada suatu paksaan dan bersumber dari hati karena hidup tidak lah sebuah hubungan timbal balik memberi dan diberi, mencintai dan dicintai, serta membenci dan dibenci.

Jalan mana yang akan kau pilih, dicintai dan disayangi, ataukah hidup penuh benci dan dibenci karena sebuah sifat arogansi. Bisa kah hidup sejahtera jika masih ada caci dan iri, atau tanpa hubungan timbal balik sosial yang manusiawi? Maka tersenyumlah, karena hidup ini begitu indah untuk kau tangisi. Kesempatan akan selalu datang untuk kesekian kali, tapi tidak dengan hidup dan waktu yang kau miliki. 

Tersenyum, dan teruslah jaga harapan yang kau punya. Sebuah harapan dari mimpi yang kau gantungkan di tiang tertinggi dalam kehidupan ini. Harapan yang ingin kau wujudkan dengan keindahan perjalanan waktu yang kau lalui. Serta harapan bagi sebuah lingkungan kecil yang seharusnya ada dihatimu, ayahmu, ibumu, saudara, sahabat, serta orang disekelilingmu yang selalu mencintai dan menyayangimu. Ingatlah mereka punya hak atas dirimu. Hak dicintai dan mencintai.
Karena hidup adalah misteri, tidak ada yang tau secara pasti selain Sang Ilahi, maka singkaplah tabir misteri dengan harapan yang kau miliki.

 Untill Your Victory Make a history.

0 komentar: (+add yours?)

Post a Comment

rizalrazib. Powered by Blogger.