Bias cahaya meredup,
Sisakan detak berdehgup,
Melambangkan suasana hati
Yang merindukan sosok imajinasi
Jiwaku kembali mengenang
Mengingat keajaiban puing yang tergenang
Saat hati dihadapkan pada pilihan
Menuntut tuk beralih
Bahagia adalah dusta
Sedangkan cinta terasa nestapa
Senyum tak bisa ikhlas merajut
Menghela nafas meski udara tak berkabut
Wahai sosok imaji, Haruskah aku bertahan tuk terus mencarimu
Menanti hilangnya mentari
Terhanyut dalam indah oleh buaian Sang Peri
Gelembung asa coba ku junjung,
Mencoba mengobati rindu yang tak pernah berujung
Hingga nanti jasadku terbujur,
Untukmu..,
_ _ _
Sisakan detak berdehgup,
Melambangkan suasana hati
Yang merindukan sosok imajinasi
Jiwaku kembali mengenang
Mengingat keajaiban puing yang tergenang
Saat hati dihadapkan pada pilihan
Menuntut tuk beralih
Bahagia adalah dusta
Sedangkan cinta terasa nestapa
Senyum tak bisa ikhlas merajut
Menghela nafas meski udara tak berkabut
Wahai sosok imaji, Haruskah aku bertahan tuk terus mencarimu
Menanti hilangnya mentari
Terhanyut dalam indah oleh buaian Sang Peri
Gelembung asa coba ku junjung,
Mencoba mengobati rindu yang tak pernah berujung
Hingga nanti jasadku terbujur,
Untukmu..,
_ _ _
2 komentar: (+add yours?)
Untukmu,,
Nurul Musytabsroh hahaha,,,,
tau az lo dam.., hwaaa
Post a Comment